WASHINGTON, JIA XIANG – Para ilmuwan atom, Kamis (26/1/17) mengatur ulang simbolik “Jam Kiamat” ke arah waktu mendekati tengah malam, dalam 64 tahun ini. Menurut mereka, dunia semakin dekat dengan kehancuran akibat munculnya ancaman-ancaman seperti persaingan senjata nuklir, perubahan iklim, dan pemilihan Donald Trump sebagai Presiden AS.
Jam itu, dipasang pada situs web Bulletin of the Atomic Scientists, dan dilihat secara luas sebagai indikator begitu rentannya dunia dilanda bencana. Jarum jam itu bergerak dari posisi tiga menit ke dua menit dan 30 detik mendekati waktu tengah malam.
“Jam Kiamat ini makin dekat ke tengah malam, yang disaksikan oleh hampir semua orang di ruangan ini,” ujar Lawrence Krauss, kepala buletin itu, dalam konferensi pers di Washington.
Jam kiamat itu diatur ulang terakhir kali, semakin dekat dengan tengah malam, pada tahun 1953, yang menandai dimulainya perlombaan senjata nuklir antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Dan hari Kamis (26/1/17) diatur ulang lagi untuk pertama kali sejak 2015.
Krauss, seorang ahli teori fisika mengatakan, Trump dan rekannya dari Rusia, Vladimir Putin adalah dua orang yang melakukan kesalahan besar untuk menciptakan ancaman begitu tinggi.
Buletin itu menjelaskan adanya volatilitas nuklir, terutama karena Amerika Serikat dan Rusia berusaha untuk memodernisasi persenjataan atom mereka dan tetap adanya perselisih diantara negara-negara yang dilanda perang seperti Suriah dan Ukraina.
Bahkan Trump menyarankan Korea Selatan dan Jepang untuk bisa memproduksi senjata nuklir guna bersaing dengan Korea Utara, yang telah menguji coba nuklir. Trump juga semakin ragu tentang masa depan perjanjian nuklir multilateral dengan Iran.
Sementara bantuan Cina untuk Pakistan di bidang senjata nuklir, begitu juga dengan perluasan persenjataan nuklir oleh India dan Pakistan, juga menimbulkan kekhawatiran.
Sedangkan di bidang lain yaitu prospek perubahan iklim juga agak suram, “tapi hanya sedikit.”
Sementara banyak negara telah bertindak memerangi perubahan iklim, namun buletin itu mencatat, tampaknya selera mereka untuk memperbesar pengurangan emisi karbon dioksida kurang disenangi.
Menurut buletin itu, pemerintahan Donald Trump kini meningkatkan kemungkinan akan “secara terbuka menentang kemajuan ke arah upaya yang paling sederhana untuk mencegah gangguan iklim bencana.”
Di bagian lain, menurut catatan buletin tersebut adalah dunia menghadapi ancaman cyber. Kesimpulan badan-badan intelijen AS “bahwa Rusia mengintervensi pemilihan presiden untuk membantu Trump meningkatkan kemungkinan serangan serupa di negara-negara demokrasi lainnya”.
Buletin ini didirikan oleh para ilmuwan yang membantu mengembangkan senjata atom pertama Amerika Serikat . Dewan Sains dan Keamanan buletin yang memutuskan pergeseran jarum Jam Kiamat itu berdasarkan konsultasi dengan Dewan Sponsor, yang juga meliputi para peraih Nobel. [JX/Reuters.com/Eka]
Nob